Resensi tuh super-duper bikin pusing....
nggak kebanyang aja paling dikit 3 halaman harus 8 paragraf, mana tuh buku jelas banget loh yang satu jadul, yang satu lagi tua banget.....
RESENSI
Judul : Layar Terkembang
Pengarang : Sultan Takdir Alisjahbana
Penerbit : Balai Pustaka
Tahun terbit : 2001
Jumlah halaman : 166 halaman
Novel roman karya Sultan Takdir Alisjahbana yang berjudul Layar Terkembang ini meggambarkan perjuangan wanita Indonesia dalam mencapai cita-citanya. Novel ini juga merupakan novel modern disaat masyarakat Indonesia masih menggunakan pemikiran yang terbilang kolot. Novel ini juga memperkenalkan banyaknya masalah-masalah wanita Indonesia yang sangat bertolak belakang dengan budaya-budaya saat itu dan, banyaknya hak-hak wanita yang terabaikan akibat kesadaran gender. Didalam novel ini juga terlihat masalah yang terjadi pada wanita akibat tidak selarasnya antara budaya barat dan budaya timur , serta permasalah kepercayaan yang mereka anut. Pada novel karya Sultan Takdir alisjahbana ini menampilkan dua anak Wiratmadja yang memiliki sifat yang sangat bertolak belakang namun tetap bisa hidup berdampingan. Tuti adalah yang tertua, Tuti seorang kakak yang sangat serius juga memiliki pendirian yang kuat, serta aktif dalam kegiatan wanita. Saat itu kaum wanita Indonesia sedang bergelora untuk menuntut kedudukan yang sama dengan kaum pria. Sedangkan Maria adalah seorang gadis yang lincah dan periang sehingga banyak orang yang suka berada didekatnya.
Ditengah dua gadis itu munculah Yusuf seorang Mahasiswa kedokteran yang saat itu lebih dekenal dengan sebutan Sekolah Tabib Tinggi. Pertemuan mereka berawal saat di Aquarium Pasar Ikan. Sejak pertemuan itu hubungan antara Maria dan Yusuf semakin dekat, sampai akhirnya Yusuf mengatakan pada Maria bahwa ia mencintainya. Setelah mereka pun memutuskan untuk bertunangan. Melihat hubungan adiknya dengan Yusuf, Tuti pun merasa iri. Tanpa disadari oleh Tuti ternyata Maria memperhatikan tingkah laku Kakaknya yang beberapa hari ini berubah dan Maria pun menceritakan itu pada Yusuf. Namun Maria cemburu karena Yusuf menggap hal itu lazamterjadi pada Tuti yang mungkin butuh hiburan karena pekerjaanya yang menumpuk.
Maria terbaring lemah diatas tempat tidur akibat malaria yang dia derita mulai sepuluh hari yang lalu. Wajanya menjadi sangat pucat dan badan terasa sangat letih.Tuti duduk dikursi panjang yang terletak disamping tempat tidur adiknya sambil membaca buku, tapi pikiranya terus mengingat-ingat perkataan Supomo saat mengantarnya pulang. Tak lama terdengar suara ketokan pintu, ternyata yang datang adalah adiknya Supomo yang diberi amanat oleh Kakaknya untuk Tuti, kemudian disusul dengan kedatangan Yusuf. Sembari berjalan masuk Yusuf menanyakan keadaan Maria pada Tuti. Tuti meminta Yusuf menjaga Maria karena ia ingin mengganti baju dan membaca surat dari Supomo.
Suara batuk Maria dan kepanikan Yusuf memanggil Juhro membuat Tuti terbangun. Segeralah Tuti menuju kamar adiknya, ia sangat terkejut melihat Maria yang terus menerus batuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya. Segeralah ia memanggil ayahnya Wiratmadja, dan Yusuf pergi memanggil dokter. Setelah diperiksa dokter mengatakan bahwa Maria terserang TBC, dan mennyarankan agar Maria dirawat dirumah sakit khusus wanita penderita TBC. Niat Tuti untuk menjaga adiknya malam itu terusik karena ia harus menulis surat balasan untuk Supomo. Tuti pun pergi kekamar, ia memaksa dirinya duduk dan menulis surat untuk Supomo yang menyatakan bahwa dia tidak bisa membalas cinta Supomo hanya karena perasaan kesepian dan kekosongan yang terus bergejolak di dadanya.
Maria sudah mulai dirawat dirumah sakit khusus penderita TBC. Tuti menjadi sering ditinggal seorag diri dirumah sebab ayahnya pergi untuk menngunjugi Maria dan menginap di rumah Saleh. Meski dirawat dirumah sakit keadaan Maria tidak kunjung membaik. Maria sangat takut dia tidak dapat sembuh, karena penyakit semacam itulah yang mebuat ibunya meninggal. Saat liburan bulan Desember selama seminggu Tuti dan Yusuf mengunjungi maria setiap hari. Hingga tiba hari Tuti dan Yusuf harus pulang, sebelum pulang Maria berpesan agar kelak saat ia tidak ada Yusuf kekasihnya bisa menerima Tuti sebagai penggantinya. Hingga tiba saat Maria menghembuskan napas terakhir, Tuti dan Yusuf pun menikah dan hiduo bahagia seperti yang diinginkan oleh Maria.
Secara keseluruhan novel fiksi roman yang menggunakan sudut pandang orang ketiga pelaku sampingan ini sangat bagus. Alur cerita yang ditampilkan juga berurut, dimulai perkenal, klimaks, antiklimaks sampai dengan penyelesaian. Penggambaran karakter tokoh dalam novel ini juga cukup jelas. Hanya saja gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa melayu sehingga banyak tatanan kata yang kurang efektif dan memunculkan makna kalimat yang ambigu, serta bahasa yang kurang komunikatif dalam dialog antar tokoh, kurang mengugah para pembaca untuk melanjutkan cerita hingga akhir.
Buku ini juga banyak sekali memberi motivasi pada para pembaca khususnya kaum perempuan Indonesia untuk mempertahankan hak-hak mereka dan juga mengapai cita-cita yang mereka miliki. Selain itu novel ini juga menunjukan bahwa sesuatu yang baru tidak selamanya buruk dan sesuatu yang sudah lama tidak selamanya jadi yang paling benar, begitu juga sebaliknya. Hal itu terlihat di saat pemikiran orang tua yang cenderung kolot banyak bertentangan dengan pemikiran remaja saat itu. Sayangnya novel yang pertama kalinya terbit di tahun 1936 ini sepertinya kurang diminati para remaja. Padahal temanya pun tak jauh dari realita kehidupan yang ada disekeliling kita.
Dari novel fiksi roman yang berjudul Layar terkembang ini, dapat disimpulkan bahwa Perempuan harus memiliki pengetahuan yang luas sehingga dapat memberikan pengaruh yang sangat besar didalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan demikian perempuan dapat lebih dihargai kedudukannya di masyarakat.
enek banget kan buat kaya gitu, stress kuadrat emank mikirnya.Mending disuru makan dehh..
ahahahahahhahahahaaa :D